Dermawan Makin Kaya
"Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringinya dengan menyebut-nyebut pemberiannya, dan tidak pula dengan kata-kata yang menyakitkan, mereka memperoleh pahala di sisi Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al-Baqarah 262)
Hari ni ummi nak cerita pasal
dermawan yang makin kaya.. kisah orang2 yang semakin dilimpahi rezeki apabila ia sering membelanjakan hartanya untuk kepentingan orang lain..
Macam kita ni, alhamdulillah dikurniakan rezeki yang melimpah, senang ada biasiswa, kalau yang baito bertambah lagilah.. tapi dalam senang2 kita ni sebenarnya ada juga saudara-saudara kita yang susah dan miskin, kita perlu ingat juga pada mereka.. Sebab itu dalam Islam; agama yang berteraskan kasih-sayang ni Allah tegaskan bahawa dalam harta seseorang tu ada bahagian orang lain yang tidak berupaya; sekalipun mereka tidak memintanya.. macam yang disebut dalam firman Allah swt;
"Dalam harta mereka (yang berpunya) terdapat hak yang diakui sah bagi yang (tidak berpunya dan) meminta, serta yang berhajat tapi tidak meminta". (QS. Al-Ma'arij, 24-25).
Sebab tu lah bagi orang2 yang beriman Allah perintah utk keluarkan zakat, infaq, sedeqah dan wakaf bukannya utk memberat-beratkan tapi untuk membersihkan diri dan harta.. Ingat tak lagi hadis yang ummi cerita ari tu.. antara pintu-pintu kebaikan yang diajarkan oleh Rasulullah kepada Muaz bin Jabal.. yang mana
sedeqah itu menjadi benteng kepada kita..
Orang2 beriman bila mereka mengeluarkan harta untuk infaq, mereka sentiasa sedar bahawa rezeki itu adalah milik Allah, tidak pernah takut akan jadi miskin, sebab semuanya yakin bahawa harta yang diserahkan untuk kepentingan di jalan Allah akan menjadi piutang Allah yang akan dikembalikan di akhirat nanti ... nak tahu apa pulangannya?... insyaAllah syurga dengan segala kenikmatannya yang tiada tolok bandingnya!
"Siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (berupa zakat, infaq, sodaqoh, dan wakaf), maka Allah akan melipat-gandakan pembayaran kepadanya dengan kelipatan yang banyak. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya kamu dikembalikan" (QS. Al-Baqarah 245).
Haa ingat tak sahabat2 nabi yang rajin berinfaq dan bersedeqah.. mereka semua tetap kaya; bahkan bertambah kaya...
Salah seorang daripanya ialah
Abdurrahman Auf, sahabat nabi yang terkenal kaya sebelum masuk Islam. Masa ikut hijrah ke Madinah dia tak bawa sikit pun harta bendanya selain bekal utk perjalanan sahaja... dan bekal tu pun habis sebelum sempat dia tiba di Madinah.. tapi disebabkan keimanan yang kuat pada Allah dan RasulNya, dalam waktu yang singkat je dia kembali kaya.. berkat daripada perniagaannya di Madinah; rezeki daripada Allah!
Abdurrahman ni seluruh harta kekayaannya disumbangkan utk biaya perang; selain memenuhi kewajibannya bayar zakat, infaq dan sodaqoh.. sehinggakan Rasulullah saw bersabda;
"Wahai Ibnu Auf, engkau termasuk golongan orang yang kaya raya dan akan masuk surga secara perlahan-lahan. Oleh karena itu pinjamkanlah kekayaanmu itu kepada Allah, pasti Allah akan mempermudah langkah-langkahmu".
Abdurrahman bahagia sekali, namun dia ingin sekali masuk surga dengan cara yang cepat. Dia lalu semakin bersungguh-sungguh mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya, di samping tetap giat berdagang dengan cara yang halal dan benar. Usahanya tidak sia-sia. Perdagangannya maju pesat sekali, dan keuntungan yang diperoleh pun berlimpahan. Dia merasakan betapa murahnya Allah dalam memberikan rezeki kepadanya, sampai dia berkata: "Seandainya aku mengangkat batu, niscaya kutemukan di dalamnya emas dan perak".
Sebagai tanda syukur, setiap selesai mendapatkan rezeki, dia segera menyalurkannya untuk perjuangan di jalan Allah. Pernah suatu hari, ketika dia baru saja menjual sebidang tanahnya seharga 40 ribu dinar, maka seluruh uangnya itu dibagi-bagikan kepada orang-orang Bani Zuhrah, para isteri Nabi, fakir miskin, dan lain lain. Di hari lain, dia serahkan 500 ekor kuda untuk keperluan pasukan Islam, dan di hari lainnya lagi, dari kantongnya sendiri, dia membelikan 1.500 kendaraan perang untuk kepentingan dakwah Islam.
Menjelang akhir hayatnya, dia berwasiat agar uang miliknya yang masih tersisa, sebesar 500 ribu dinar (uang emas) diinfakan bagi kepentingan fi sabilillah, dan setiap veteran perang Badar yang masih hidup supaya diberi 400 dinar. Itulah Abdurrahman bin Auf.
Demikian Allah melapangkan rezeki para hamba-Nya yang selalu menafkahkan hartanya untuk kepentingan di jalan Allah. Dalam mengeluarkan zakat, infaq, sodaqoh dan wakafnya itu, mereka tidak pernah menyebut-nyebut pemberiannya, dan tidak pernah menyakiti orang lain dengan pemberiannya itu.
Kita pun sepatutnya melakukan praktis yang sama dengan sahabat2 nabi, bermula dari sekarang. Kalau boleh, kita sediakan tabung infaq peribadi.. setiap hari kita masuk 100 yen ke 50 yen ke ... 10yen pun takpe.. sebabnye bukan harga yang dinilai oleh Allah tapi amalan yang istiqomah.. yang kita buat tetiap hari.. rasanya anak2 ummi semua ada tabung masing2 kan.. (jgn masuk tabung keluar balik dah laa ye.. hehe).. insyaAllah segala yang kita belanjakan ke jalan Allah itu lah yang akan menjadi tiket untuk kita mendapatkan nikmat dalam syurga Allah kelak..
Posted by author at
8:08 PM